Traveling in China: Things to Know

By Wulandari Robyanti - May 23, 2019

Gue selalu kagum sama suatu bangsa yang memiliki sejarah dan kebudayaan yang kuat, salah satunya ya kepada China, salah satu negeri yang memiliki peradaban tertua di dunia. Istilah “Belajarlah sampai ke Negeri Cina” itu bukan hanya sebuah ungkapan belaka, tapi tercetus karena peradabannya yang kaya dan lebih maju dibanding bangsa-bangsa Asia lainnya. Jaman dahulu, China adalah bangsa yang paling dominan di daerah Timur Jauh (The Far East) atau Asia Timur. Sebut saja Korea dan Jepang, sebagian besar kebudayaan mereka pun mewarisi kebudayaan China.


The Great Wall of China

Banyak yang bilang “Ngapain ke China? Emang ada apa?”, atau “Ih Lan, China kan jorok!”, bahkan “Kok lu eksplornya ke negara-negara yang ‘aneh-aneh’ sih, kemaren India, sekarang China, mending ke negara lain gak sih?”. Menanggapi hal itu, gue punya satu slogan “To travel is to prove”. Hal itu bisa ditafisrkan ke beberapa hal, mulai dari membuktikan kemampuan diri sendiri dalam beradaptasi dan mengenal lingkungan baru, serta membuktikan kondisi dan fakta sebenarnya tentang suatu daerah tujuan kita. Tulisan ini akan gue bagi dalam beberapa poin, isinya tentang highlight selama di sana yang gue ambil dari pengalaman gue sendiri.


Salah satu tempat yang gue temui di China, Gubei Water Town.

      1.      Transportasi Antarkota

Ada beberapa hal yang gue kagumi selama gue berpergian di China, salah satunya ya sistem transportasi di China yang menurut gue keren banget. Bagi gue, salah satu indikator majunya sebuah negara bisa dilihat dari ketersediaan infrastruktur yang menghubungkan dari satu daerah ke daerah lain. Bayangin ya, China itu bener-bener daratan besar, tapi jalur transportasinya bener-bener menjangkau ke seluruh daerah. Pernah bayangin gak sih di kereta 2 hari 2 malam atau sekitar 48 jam? Itu semua bisa kalian jumpai di China, mereka punya transportasi untuk menghubungkan setiap daerahnya tanpa terkecuali, dengan harga yang terjangkau serta bisa diakses oleh semua orang. Bahkan mereka punya bullet train yang dengan kerennya bisa memangkas waktu perjalanan jadi lebih singkat. Coba deh ke stasiun kereta di kota-kota di China, bener-bener besar banget kayak airport, gue kagum! Gak bisa tuh mepet-mepet kayak ke Stasiun Gambir, harus spare waktu sangking besarnya itu stasiun.

Engga punya foto stasiunnya, ini lagi nunggu kereta kita datang, akhirnya kali ini engga buru-buru!

      2.       Transportasi Dalam Kota

      Untuk transportasi dalam kota pun lengkap banget, bus dan subway (atau disebut juga metro) bener-bener menjangkau ke seluruh sudut kota. Pas banget buat kita yang berpergian dengan backpack dan berniat memangkas biaya, karena selain lengkap, ongkos sekali jalannya juga tergolong murah banget. Untuk bus, cuma bayar 2 CNY alias sekitar 4k IDR untuk jarak tempuh jauh ataupun dekat. Untuk subway, tarif beragam mulai dari 2 sampai 7 CNY bergantung jarak tempuh. Selain itu, mereka punya trotoar yang lebar dan nyaman, jalur sepeda dan motor dipisah dengan jalur bus. Yang lebih keren lagi, di sana pakenya e-bike atau sepeda motor listrik! Jadi mengurangi polusi dan menghemat bahan bakar.

Diambil di perjalanan 16 jam Changsa-Beijing via kereta.

3    3.   Kemegahan Negeri China

Tentang kemegahan negeri China, bisa dilihat dari megahnya sisa-sisa kekaisaran china, istana mereka megah banget. Dibangun dengan detail yang cantik dan di atas tanah yang luas. Belum lagi The Great Wall of China, itu keren banget! Gimana mereka membangun tembok dengan panjang sekita 21 ribu kilometer, di tengah kontur pegunungan, dan masih kokoh sampai sekarang. Kalau datang ke tempat-tempat bersejarah, gue suka ngebayangin bagaimana kehidupan dibangun di masa lampau. Di saat alat-alat masih sederhana, mereka mampu ngebangun peradaban mereka sendiri dan masih bisa kita nikmati hingga saat ini.

Bentuk bangunan sebagai salah satu simbol peradaban dan kebudayaan.

4   4.       Masalah Kebersihan

Banyak juga yang tanya mengenai sanitasi di China, tentang kebersihan di sana dan apakah sama joroknya seperti yang orang-orang katakan. To be honest, gue hampir selalu buang air di hotel aja, karena engga berani untuk ke toilet umum di China. Tapi ya, pada akhirnya, karena gue naik kereta dengan durasi yang panjang, rekor naik kereta 23 jam dari Beijing ke Guangzhou, enggak mungkin kan engga pipis selama perjalanan! Toilet di kereta merupakan satu-satunya toilet umum yang gue masukin, bahkan katanya sih toilet umum yang biasanya tuh engga ada pintu, engga ada sekat. Dan bener sih, di toilet kereta kemarin, gue heran kenapa semboyan “Siapapun yang habis buang air, yang nyiram orang setelahnya” tuuh terus dibudayakan sampai jaman sekarang! Masuk toilet bukan sekedar bau, tapi juga lo akan ‘bertugas’ untuk ngeflush bekas pipis atau bahkan pup orang lain supaya lo bisa pakai toilet itu untuk diri lo...

     5.       Language Barrier

Selain masalah toilet, tantangan yang akan lo jumpai sehari-hari adalah kendala bahasa. Aplikasi translator harus banget kalian punya selama di sana, karena hampir semua orang di China enggak bisa bahasa inggris! Mungkin pertama kalian akan capek sendiri ngomong sama orang sana, tapi lama-lama seru aja kalau dinikmatin! Karena meskipun engga bisa bahasa inggris, rata-rata mereka mau dan berusaha untuk mengerti kita ngomong apa, some of them were really helpful! Tapi jangan kesel kalau ada yang langsung nolak untuk bantuin kita, karena gak semua perjalanan itu mulus, engga semua travel stories itu joyful dan comfortable!

Salah satu officer yang kita temui saat cari cara ke Temple Six Banyan Trees. Awalnya sangat sulit berkomunikasi dengan beliau, tapi justru dianterin ke stasiun subway dan diarahin langkah-langkah selanjutnya. Keterbatasan bahasa bukan halangan untuk berbuat baik.

6   6.       Biaya Hidup

Mata uang di sana adalah CNY atau biasa juga disebut RMB, keduanya sama hanya beda penyebutan. 1 CNY berkisar di angka 2.100 IDR. Walaupun ongkos transportasinya murah, tapi biaya hidup di sana agak sedikit lebih mahal daripada di Indonesia. Satu paket chicken wings di McD, berisi 2 potong sayap kecil, dihargai sebesar 20 Yuan, atau sekitar Rp.40rb-an. Makan di restoran pinggir jalan berkisar 30-50ribuan per menu, tapi porsinya besar bisa untuk berdua. Hotel di Guangzhou harganya standar. Di Yangshuo, banyak ditemukan penginapan murah berupa hostel tapi nyaman dan kekinian, hostel yang gue book harganya Rp.80ribu per bed. Hotel di Beijing hampir semuanya mahal-mahal, gue book kamar dengan rate 700ribu per malam di daerah Wangfujing, daerah super strategis karena bisa jalan kaki kemana-mana, tapi itu pun standar banget. Bahkan, sejak pertama kita datang toiletnya masih bau pesing walaupun bersih. Untung dapetin hotelnya dengan promo paylater yang bikin harga jadi super miring, jadi enggak sakit hati amat hehehe. Engga kebayang kalau hotel 100ribuan di Beijing, katanya banyak tentara koneng!:(

7   7.       Sistem Pembayaran

Kalau kalian pernah dengar tentang WeChat, aplikasi tersebut bukan hanya untuk berkirim pesan, tapi juga bisa sebagai alat pembayaran. Ada juga AliPay, mostly semua konter dan vending machine bisa dibayar melalui scan barcode via aplikasi tersebut. Pembayaran dengan mesin EDC di toko tertentu bisa menggunakan kartu debit dengan logo Visa/Mastercard, waktu itu gue bayar pake kartu debit CIMB Niaga. Tarik tunai di China bisa melalui atm dengan logo Visa/Mastercard juga, gue dan temen gue masing-masing tarik duit pake kartu debit CIMB dan Jenius, keduanya bisa dan ratenya bagus.

8   8.       Internet di China

Mungkin udah banyak yang tau kalau Google, Whatsapp, Instagram, dan sosial media lainnya diblok di China. Kalian harus setting VPN untuk tetap connect internet seperti biasanya, bisa download aplikasi VPN di Appstore/Google play. Tapi, gak perlu repot-repot untuk nyalain setting VPN kalau kalian bawa Wifi Portable selama di sana, kemarin gue pake Wifi Portable dari @bawawifi. Internet unlimited dan batre awet seharian, cocok dibawa jalan-jalan dan tetap bisa update sana sini!

Always connected even at Yangshuo, a small city in Guilin.

Selama di China, gue mengunjungi 3 kota, yaitu Guangzhou; Guilin; dan Beijing. Semua transportasi antarkota ditempuh via darat, tepatnya kereta. Untuk transport dalam kota, selalu menggunakan bus dan subway. Bisa sih pakai taksi, tapi gue lebih milih uangnya dihemat untuk yang lain, seperti entrance ke Great Wall yang harganya lumayan menguras kantong!😂 Tentang itinerary dan budget akan gue tulis terpisah, kalau gue enggak mageeer😅

Overall, gue sadar bahwa bangsa China sangat ‘kaya’, baik budaya dan teknologi. Mereka punya aksara sendiri dan tetap dipakai hingga saat ini. Mereka punya tradisi minum teh dengan segala perlengkapannya. Mereka punya teknologi yang mutakhir dan semakin berkembang hingga sekarang. Banyak hal yang bisa dipelajari dan dialami selama di China, karena gue percaya bahwa setiap orang adalah guru; setiap tempat adalah sekolah; dan setiap hari adalah proses belajar.

Sampai jumpa di kiriman selanjutnya!
Every good wish,

  • Share:

You Might Also Like

0 comments